Jenis coronavirus baru yang telah menyebabkan wabah penyakit pandemik yang disebut COVID-19 pada awal Desember 2019. Informasi mengenai penanganan wabah pandemik COVID-19 sudah banyak beredar. Cochrane Indonesia bekerja sama dengan PKMK FK–KMK UGM mengadakan webinar mengenai penyakit ini sebagai respon terhadap pandemi COVID-19. Kegiatan webinar ini sudah berlangsung selama 2 minggu dimulai sejak tanggal 23 Maret 2020 dengan jumlah 9 webinar yang sudah terlaksana. Webinar ini dibuka oleh Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan.
Webinar pertama mengenai peran Cochrane Collaboration dan literature database terpercaya lain dalam penanganan wabah pandemik COVID-19 oleh dr. R. Detty Siti Nurdiati Z., Sp.OG(K), MPH, Ph.D. Webinar ini bertujuan untuk memberi informasi bahwa pada Cochrane Library dalam Cochrane Special Collection didalamnya terdapat kumpulan artikel terkait COVID-19 yang diperbarui secara berkala dan dapat diakses secara gratis untuk memerangi berita yang tidak terpercaya (hoax) sehingga dapat ditepis melalui review jurnal secara sistematis.
Webinar selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Maret 2020 membahas bukti ilmiah mengenai pilihan terapi farmakologi pada pneumonia yang diakibatkan oleh coronavirus pada artikel “A Trial of Lopinavir–Ritonavir in Adults Hospitalized with Severe COVID-19” dan “Hydroxychloroquine and Azithromycin as a Treatment of COVID-19: Results of An Open-label Non-randomized Clinical Trial” yang dikaji oleh dr. Jarir At Thobari, DPharm, PhD, artikel berjudul “Experimentdal Treatment with Favipiravir for COVID-19 An Open-Label Control Study” yang dikaji oleh dr. Yudha Nur Patria, DCH, M.Med (Clin Epi), M.M.S, PhD, dan “A Systematic Review on The Efficacy and Safety of Chloroquine for The Treatment of COVID-19” yang dikaji oleh dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc., PhD. Webinar ini membahas artikel mengenai peran dan efektifitas dari lopinavir (LPV)-ritonavir (RTV), hydroxychloroquine-azithromycin, favipiravir (FPV) serta chloroquine untuk mengobati pasien COVID-19 sebagai terapi antivirus SARS-CoV-2.
Webinar dilanjutkan diminggu kedua tanggal 30 Maret 2020 membahas bukti ilmiah mengenai peran CT scan dalam diagnosis COVID-19 pada artikel yang berjudul” Correlation of Chest CT and RT-PCR Testing in Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in China: A Report of 1014 Cases” oleh dr. Amri Wicaksono Pribadi, Sp.Rad. Artikel jurnal yang dipaparkan pada webinar ini menyampaikan performa diagnosis CT scan toraks sebagai salah satu modalitas untuk mendeteksi COVID-19 selain RT-PCR pada area endemis dengan pre-test probability yang tinggi, yaitu di Wuhan, China.
Kasus COVID-19 rentan menyerang seseorang pada usia lanjut, namun seiring dengan berkembangnya waktu, beberapa kasus COVID-19 juga terjadi pada anak-anak, pada tanggal 31 Maret 2020 dilaksanakan webinar yang membahas bukti ilmiah artikel yang berjudul “Clinical and Epidemiological Features of 36 Children with Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in Zhejiang, China: An Observational Cohort Study” mengenai infeksi COVID-19 pada anak yang diisi oleh dr. Rina Triasih, Sp.A (K), MMedPaed, PhD.
Topik yang cukup popular saat ini yaitu mengenai peran herd immunity ditengah pandemi COVID-19. Mengenai hal ini maka tanggal 2 April 2020, Cochrane Indonesia menyelenggarakan webinar yang membahas bukti ilmiah mengenai peran herd immunity pada COVID-19 oleh dr. M. Saifudin Hakim, MSc, PhD yang menyatakan bahwa herd immunity tidak dapat dijadikan sebagai solusi untuk pandemik virus COVID-19 dengan alasan bahwa SARS-CoV-2 merupakan virus baru, imunitas pada tubuh manusia saat ini yang belum mengenal SARS- CoV-2 sebelumnya, durasi kekebalan belum dapat diketahui, dan belum ditemukannya vaksin yang efektif. Maka diperlukan mitigasi untuk mengürangi penyebaran virus ini.
Selama wabah virus corona, masyarakat diimbau untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak dari kerumunan. Namun, kini anjuran yang lebih cocok diterapkan agar terhindar dari COVID-19 ialah physical distancing. Hal ini juga menarik untuk dibahas bagaimana studi modelling mengenai peran physical distancing pada COVID-19 pada artikel yang berjudul “The Effect of Control Strategies to Reduce Social Mixing on Outcomes of the COVID-19 Epidemic in Wuhan, China: A Modelling Study”. Hal ini dibahas pada webinar yang diselenggarakan pada tanggal 3 April 2020 yang diisi oleh Drs. Danardono, MPH, Ph.D dosen FMIPA UGM yang menunjukkan bahwa Physical distancing berpotensi sangat efektif untuk mengurangi penyebaran dan jumlah kasus virus COVID-19. Hal ini berpengaruh pada pengurangan interaksi antara individu yang terinfeksi dengan kelompok yang rentan.
Webinar yang diselenggarakan selama ini bertujuan untuk mengkaji informasi penelitian terkini tentang COVID-19, yang terus berkembang setiap saat. Kajian ini tidak ditujukan untuk memberikan rekomendasi keputusan medis namun, hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dalam pembuatan panduan pelayanan medis, yang dilakukan oleh lembaga berwenang (Kementerian Kesehatan atau asosiasi profesi).