Yogyakarta – Pada hari Kamis, 20 Juni 2024, Pusat Kajian Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit (CEBU) FK-KMK UGM mengadakan kegiatan sosialisasi pengabdian masyarakat di wilayah Kelurahan Sumberadi, Mlati, Sleman. Acara ini bertujuan untuk memperkuat literasi kesehatan melalui rangkuman bukti ilmiah berbahasa sederhana dari bukti ilmiah tingkat tinggi (tinjauan sistematik) di Kelurahan Sumberadi, Sleman, Yogyakarta.
Acara yang berlangsung di Aula Kantor Kelurahan Sumberadi dari pukul 10:30 hingga 11:30 WIB ini dihadiri oleh berbagai pihak yang diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi konstruktif mengenai pentingnya literasi kesehatan. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh MC, diikuti oleh sambutan dari Lurah Sumberadi, Drs. Hadi Sunyoto.
Selanjutnya, Ketua Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) KOLASE, dr. Anastasia Evi Handayaningsih, Ph.D, Sp.PD, menyampaikan paparan mengenai program “Kuat Ototnya, LAnsianya SEhat: Pelatihan Deteksi Sarkopenia dan Rapuh Pada Kader Posyandu Lansia untuk mendukung Healthy Aging 2024.” dr. Anastasia Evi Handayaningsih juga memaparkan tentang pengabdian masyarakat KOLASE 2024.
dr. Endah Rahmawati, MA., Ph.D., Sp.OG kemudian memulai sesi Pengenalan Literasi Kesehatan, di mana beliau menjelaskan dasar-dasar literasi kesehatan yang penting bagi masyarakat. Sesi ini dilanjutkan dengan presentasi tentang Literasi Kesehatan Berbasis Bukti Ilmiah. Dalam sesi ini, beliau memberikan panduan praktis tentang bagaimana memahami dan menggunakan bukti ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menjelaskan bahwa literasi kesehatan yang baik sangat penting, dan Cochrane Indonesia menyediakan terjemahan Rangkuman Berbahasa Sederhana (Plain Language Summary / PLS) dalam tinjauan sistematis Cochrane.
PLS adalah ringkasan singkat dan mudah dipahami dari hasil tinjauan tersebut, ditulis dalam bahasa non-teknis dengan tujuan membuat bukti ilmiah dapat diakses oleh berbagai audiens, termasuk pasien, penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum. PLS mencakup latar belakang, temuan utama, relevansi, implikasi, dan keterbatasan dari bukti yang ada, sehingga semua orang dapat memahami dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan kesehatan yang terinformasi. Beliau juga menjelaskan cara mengakses terjemahan PLS Cochrane Indonesia, baik berbasis media sosial maupun berbasis digital.
Setelah sesi tersebut, peserta kembali melakukan posttest yang dipandu oleh Tim CEBU untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka. Acara pagi ini kemudian ditutup oleh MC.
Dengan literasi kesehatan yang baik, yang mencakup sumber informasi yang dapat dipercaya, penyampaian informasi yang mudah dipahami, isi pemikiran yang kritis, keterampilan komunikasi yang baik, serta penggunaan teknologi untuk akses yang luas, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait kesehatan mereka dan keluarganya. Ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) dan tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas).