
Chinese Taipei — Taiwan Centers for Disease Control (Taiwan CDC) bekerja sama dengan APEC menggelar konferensi internasional pada 22-23 April 2025 bertajuk “Dengue Prevention and Control in the Post-COVID-19 Era: New Challenges and Role of Innovative Technology”. Konferensi ini dibuka oleh beberapa tokoh, termasuk Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Jih-Haw Chou, Wali Kota Tainan Wei-Che Huang, dan Direktur Jenderal Taiwan CDC Jen-Hsiang Chuang. Mereka menegaskan pentingnya kolaborasi internasional di tengah meningkatnya ancaman dengue secara global—yang mencatat lebih dari 14 juta kasus dan lebih dari 10.000 kematian pada tahun 2024 saja.
Dalam sesi khusus tentang vaksin dengue, Prof. dr. Jarir At Thobari, DPharm, Ph.D., Guru Besar FK-KMK UGM dan Direktur Pusat Kajian Epidemiologi Klinik dan Biostatistik (CEBU), memaparkan perkembangan vaksin TAK-003 dan peran strategisnya dalam upaya pencegahan dengue, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Prof. Jarir juga menyampaikan data dan hasil penelitian dari Indonesia.
Delegasi Indonesia lainnya juga turut hadir sebagai pembicara, seperti dr. Riris Andono Ahmad, MPH, PhD yang membawakan topik tentang strategi Wolbachia replacement untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti, serta perwakilan dari BRIN, Dr. Beni Ernawan, M.Si yang membahas teknologi radiasi untuk sterilisasi nyamuk.
Kegiatan ini mencakup berbagai sesi panel, mulai dari kebijakan nasional hingga pengembangan teknologi prediktif berbasis iklim dan digital. Para peserta juga melakukan kunjungan lapangan ke Desa Nan-Mei untuk melihat praktik langsung pengelolaan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk berbasis komunitas oleh Pemerintah Kota Tainan.
Kegiatan ini mendukung SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan kapasitas deteksi dan respons dengue secara global; SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) lewat pemanfaatan teknologi canggih dalam pengawasan vektor dan vaksin; SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui diskusi dampak iklim terhadap penyebaran penyakit; serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dengan memperkuat kerja sama lintas negara dalam sistem kesehatan.